Selasa, 09 November 2010

Awas! Kondisi Merapi Masih Mengancam


Meskipun sudah meluluhlantahkan beberapa dusun di sekitarnya, Gunung Merapi ternyata masih kritis. Belum berakhirnya fase kritis ini  dikarenakan hingga saat ini salah satu gunung teraktif di dunia ini belum terbentuk kubah baru dan belum mengeluarkan lava pijar atau magma.

Menurut Subandrio, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK), di Yogyakarta, Rabu (27/10) kemarin, Hal tersebut menandakan bahwa masih adanya ancaman yang serius dari Gunung Merapi.
Subandrio pun melihat dari data-data sebelumnya, letusan Gunung Merapi selalu diikuti pembentukan kubah lava bersamaan dengan keluarnya magma setelah awan panas meluncur dari pusat letusan. Namun, pada letusan kali ini, hal itu tidak terjadi.
“Karena belum terbentuk kubah dan belum keluar magma, maka kami masih menetapkan status ‘awas’ untuk Merapi,” jelasnya.
Lebih lanjut lagi, Subandrio menambahkan sifat luncuran awan pasan saat Gunung Merapi meletus hari Selasa (26/10) kemarin sangat berbeda dengan letusan-letusan sebelumnya . Letusan kali ini bersifat direct blas atau menyembur terus dari dalam dengan gerakan mendatar.
“Belum lagi semburan ini terjadi terus-menerus, hal ini berarti, hanya pasir dan debu, hal ini berarti material dalam Merapi yaitu batu vulkanik masih utuh, volumenya 7,5 juta meter kubik, ini terancam runtuh,” ungkapnya.
Gunung Merapi meletus dan mengeluarkan awan panas pada Selasa (26/10)sore lalu. Hingga kemarin sore, menurut data RSUP dr Sardjito Yogyakarta, sebanyak 30 orang tewas termasuk sang guru kunci, Mbah Maridjan. Bagi tiap korban tewas, pemerintah memberikan santunan Rp 2,4 juta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar